Saat kita sudah berhasil menyelasaikan sebuah naskah, tentu perasaan gembira akan menghinggapi diri kita. Saking gembiranya kita akan langsung mengirimkan naskahnya ke penerbit atau event-event yang sekarang bertebaran di media sosial.
Namun sayangnya, seringkali kita melupakan satu tahapan setelah menulis. Kita terkadang lupa untuk mengoreksi kembali naskah tersebut sebelum mengirimnya. Istilah simplenya self editing.
Jauh sebelum mengoreksi gaya bahasa ataupun diksi dan unsur instristik dalam cerita kita, ada baiknya kita mengecek ketikan tangan kita apa sudah sesuai belum penulisan tanda baca dan sebagainya.
Typo atau salah ketik sebaiknya kita hilangkan sebanyak-banyaknya. Tujuannya, tentu untuk memikat hati redaktur. Kalau di awal redaktur sudah menemukan penulisan tanda baca yang ngawur, rasanya saya jamin tulisan kamu nggak akan dibaca sampai habis.
Berikut adalah beberapa kesalahan fatal, terutama dari penulis pemula soal ejaan dan tanda baca yang sering saya temukan saat mengecek naskah.
1. Tanda spasi sebelum '?' atau '!'
Contoh: Kamu sudah makan ?
Seharusnya: Kamu sudah makan?
Kebanyakan saya menemukan naskah yang juga menempatkan kedua tanda baca tersebut berurutan. Seharusnya setelah tanda tanya tidak ada tanda seru. Begitupula sebaliknya.
2. Spasi, setelah atau sebelum tanda kutip dalam dialog
Contoh: " Dia pergi ke Jakarta "
Seharusnya: "Dia pergi ke Jakarta"
Banyak naskah yang saya jumpai sering pula menempatkan hurup pertamanya ditulis dengan hurup kecil.
3. Jangan ada koma setelah titik!
Terkadang masih ada saja yang menempatkan tanda "," setelah titik di akhir kalimat. Bukankah titik adalah penanda akhir kalimat? Mengapa masih ada koma setelahnya? Itu adalah sebuah kesalahan lho. Kamu harus mengcek kembali tulisanmu.
Editing memang tugas seorang editor. Namun, editor hanya akan mengkoreksi naskah yang sudah lolos. Jangan harap naskahmu akan lolos, jika tanda baca saja masih berantakan.
0 komentar:
Posting Komentar